Badan Gizi Nasional (BGN) menyelenggarakan Forum Tematik Bakohumas yang bertemakan tentang Strategi Komunikasi Publik Bakohumas dalam Menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Forum seminar dan diskusi tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS, selaku Dewan Pakar Bidang Gizi BGN dan Dedek Prayudi, BA, M.Sc, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan. Kegiatan yang dimulai pada pukul 10.00 WIB tersebut dilaksanakan di Kantor Badan Gizi Nasional pada Senin, (25/08).
Mengawali sambutannya, Sekretaris Utama BGN, Brigjen TNI (Purn) Sarwono, B.Sc., S.I.P., PSC menyampaikan harapannya agar forum ini melahirkan strategi komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan secara kolaboratif antar sektor sehingga pesan dapat disampaikan secara jelas dan menyentuh segenap lapisan masyarakat.
“Saya berharap forum ini dapat melahirkan strategi bersama, inovasi komunikasi, serta kolaborasi nyata antar-humas pemerintah. Mari kita satukan langkah, kita perkuat narasi, dan kita pastikan bahwa program MBG benar-benar dipahami, diterima, dan betul-betul dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat,” kata Sarwono.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Khairul Hidayati selaku Kepala Biro Hukum dan Humas BGN mengatakan bahwa kegiatan disambut baik oleh berbagai pihak dan dihadiri lebih dari 100 orang peserta.
Sementara itu Prof. Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS, memaparkan kebijakan dan strategi komunikasi pemenuhan gizi nasional dalam rangka memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas menuju Indonesia Emas 2045. Dalam penjelasannya, Prof. Ikeu menggarisbawahi urgensi intervensi gizi sebagai fondasi peningkatan kualitas kesehatan dan peningkatan daya saing bangsa.
BGN menegaskan pentingnya pemenuhan gizi untuk membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Akses terhadap makanan bergizi bagi ibu hamil, menyusui, balita, anak sekolah, hingga remaja menjadi langkah penting untuk memperkuat ketahanan nasional dan mewujudkan SDM unggul.
Selanjutnya narasumber kedua, Dedek Prayudi, BA, M.Sc, menjelaskan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi serta hadirnya cognitive warfare (peperangan yang tidak tampak), perlu adanya cognitive resilience (langkah strategis bersama). Adapun beberapa diantaranya adalah memperkuat koordinasi dan sinkronisasi antara K/L, membangun hubungan dengan media, menciptakan saluran komunikasi program yang terpercaya, dan menciptakan sistem cek fakta.
